• Blog Dinas Pendidikan BP-PNF Cilegon
  • Blog Dinas Pendidikan BP-PNF Cilegon
  • Blog Dinas Pendidikan BP-PNF Cilegon
  • Blog Dinas Pendidikan BP-PNF Cilegon
  • Blog Dinas Pendidikan BP-PNF Cilegon

postheadericon UN Ulang, Cilegon Optimis, NTT Pesimis



SEJUMLAH daerah mulai merespon kegagalan Ujian Nasional yang kali ini cukup membuat banyak pihak tercengang.Berbagai respon yang terekam,masih beragam. Ada yang optimis, bahwa hasil UN yang diumumkan dua hari lalu masih belum final. Mereka masih berharap pada kesempatan ujian ulang, yang akan digelar pada 10 hingga 14 Mei mendatang.  Namun, tak sedikit pula yang bertahan, tetap pesimis pada ujian ulang, mengingat waktunya yang sudah terlalu mepet, dan kondisi siswa yang sudah terlanjur down.

Komisi D DPRD NTT langsung menggelar rapat mendadak, untuk menyikapi kian memburuknya hasil UN di provinsi tandus itu. "Hasil UN ini mencerminkan kegagalan pemerintah dalam menjalankan program pendidikan. Pemerintah harus bertanggung jawab," kata anggota komisi D Jimmy Sianto usai menggelar rapat tertutup dengan eksekutif lokal di sana.


Jimmy juga mengingatkan dinas pendidikan setempat untuk tidak terlalu banyak berharap terhadap ujian ulang yang akan digelar pada 10 Mei 2010 mendatang."Jangan berharap ujian ulang. Itu tidak menjadi ukuran lagi, karena yang dilihat adalah hasil hari ini. Ujian ulang tidak menjamin prosentase (kelulusan, Red) kita meningkat, atau jangan sampai merosot lagi," tambahnya. Menurutnya, ujian ulang  tersebut tidak dijamin memperbaiki hasil yang sudah ada, karena masa persiapan sudah dekat, apalagi kondisi psikologis siswa sudah terganggu. "Pemerintah jangan berharap ada ujian ulang, karena saya pesimis hasilnya akan baik," kata Jimmy.

Masih terkait kegagalan Pemerintah Provinsi NTT, Jimmy menjelaskan, berdasarkan hasil rapat dengan Dinas PPO, kegagalan UN dipicu masalah kekurangan guru, fasilitas pendukung dan manajemen yang dilakukan oleh pemerintah. Disebutkan, anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan sudah memadai, namun tidak dimanfaatkan secara efektif dan efisien, sehingga menimbulkan hasil yang tidak maksimal.

Sementara itu, anggota DPRD NTT dari Komisi A, Alfred Baun menjelaskan, Gubernur NTT harus segera melakukan evaluasi, sehingga jika kelemahan ada pada Kepala Dinas PPO, maka harus dicopot demi perbaikan kondisi pendidikan NTT ke depan. Hasil UN menjadi ukuran bagi pemerintah pusat dalam menilai kinerja pemerintah daerah, termasuk pemerintahan NTT. Oleh karena itu, jika hasil UN buruk, maka Pemerintah Provinsi NTT juga mendapat penilaian buruk. "Tenaga guru oke, anggaran oke, tapi kenapa hasilnya seperti ini, padahal pemerintah menyatakan optimisme yang tinggi bahwa kelulusan kita 70 sampai 80 persen. Ini bukti bahwa pemerintah gagal dalam program pendidikan. Pendidikan tidak maju, malah semakin mundur," kata Alfred.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) NTT, Thobias Uly mengatakan, Pemprov NTT akan melakukan evaluasi total terhadap anjloknya hasil UN 2010 khusus SMA/SMK yang baru diumumkan, Senin (26/4). Gubernur NTT Frans Lebu Raya menginstruksikan Dinas PPO NTT untuk melakukan evaluasi total terhadap hasil UN tersebut. Ia mengakui, masih mengalami kekurangan guru. Meski begitu, sebagian besar guru yang sudah ada telah memenuhi kualifikasi S-1. "Tetapi, baru sebagian kecil yang memenuhi kompetensi," kata Thobias Uly.

Lain lagi di Gorontalo. Menurut Kepala Bidang Dikmen Diknas Kabgor Marwan Dalu, salah satu penyebab kegagalan UN kali ini adalah aturan pemerintah yang berubah-ubah, dan terlambat disosialisasikan. “Akibat Permen terkait dengan tahapan UN yang terlambat disosialisasikan merupakan satu kendala. Termasuk dimajukannya waktu ujian merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh pihak sekolah,” ungkap Marwan Dalu.

Masalah Kekurangan Guru juga menjadi kendala besar di Gorontalo. Seperti diungkap oleh Kepala SMA I Telaga Biru Ahmad Sudir. Menurutnya, sekolahnya termasuk yang terbanyak tidak lulus UN, yakni ada 37 siswa. Kebanyakan dari mereka, kata Sudir, terkendala di mata pelajaran Geografi.Menurut Sudir , memang untuk mata pelajaran tersebut sekolah yang baru untuk pertama kalinya meluluskan siswanya ini hanya memilik satu orang guru Geografi, sementara guru tersebut sedang hamil. “Otomatis diakui kulitas yang diberikan kepada siswapun tidak maksimal,”ungkap Sudir. Namun demikian Sudir mengharapkan kedepannya agar pihak terkait juga perlu memikirkan tentang kualitas dan kebutuhan bagi tenaga guru Geografi yang memang diakui sangat langka saat ini.

Jika di NTT dan Gorontalo pesimis pada ujian susulan, lain lagi dengan Cilegon, Banten. Kepala Dinas Pendidikan Cilegon Ratu Ati Marliati mengaku optimis, kegagalan 181 siswa SMA dan 230 siswa SMK dapat diperbaiki pada ujian ulangan nanti. Ratu mengaku telah menginstruksikan kepada semua kepala sekolah untuk membantu para siswanya yang belum berhasil di UN kali ini. Caranya, dengan memberikan bekal bimbingan belajar. Kata Ati, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa memang banyak yang gagal meraih nilai sempurna. “Kita instruksikan seluruh SLTA melalui kepsek lakukan pembinaan kepada siswanya. Ini sebaai salah satu bentuk memotivasu siswa juga,” kata Ati menegaskan.

JPNN.com, 28 April 2010

0 komentar:

Berita Terakhir

Pencarian

Pesan Kilat


ShoutMix chat widget

Statistik Kunjungan